Dari sudut ruang mereka menatapku lekat,
“ada apa denganku…..?”, tanyaku dalam hati.
“sya….!,
Aku berusaha mencari sumber suara itu, dan senyum manisku mengembang bersama dengan tatapan mataku yang tertuju pada sosok yang ku kenal.
“Aldi….”
“Hey…, aku tidak mengganggu kan …?”
“Uh…..., mengganggu sekali tahu, ga’ lihat nie aku sedang membaca buku”.
“Ih….., nona manis ketus banget hari ini. Tadi pagi abis makan sambel yach?” makanya kepedesan sampai-sampai dari mulut keluar api.” He…He…
“Ih…., dasar cowok usil pengen tahu aja urusan orang”.
Bersama itu senyum kami pun mengembang.
Sementara itu Aldi menuju ke mejaku dengan gaya berjalannya yang mengundang setiap teman cewek di kelasku menatapnya. Menurutku sahabatku itu adalah mahluk yang paling keren di sekolah. Setidaknya pendapat teman-teman juga begitu.
Dengan santai Aldi duduk di sampingku yang membuat mereka semua iri. Berbagai macam ungkapan yang terucap tak membuat sahabatku itu risih untuk dekat denganku. Biar bagaimanapun kadang aku merasa kalau akulah yang tidak pantas menjadi sahabatnya. Aku hanya seorang gadis biasa yang beruntung mendapatkan beasiswa di sekolah ternama di kotaku.
“ Sasya yang cantik….., mo ga temenin aku beli buku siang ini. Karena tadi ibu Siska memberi tugas untuk bikin laporan tentang tugas yang kita bikin minggu lalu itu, jadi aku ingin mencari referensinya dulu. Yah mo yah….???”.
“em…, gimana yah Di…..?”
“ hari ini aku kebagian tugas piket”.
“yah…, please dong sya temenin aku…!!!” sebentar kok ga’ sampai nginep”.
“ nginep…!, mang kita mo beli bukunya ke hongkong …?”
“he…he…he…, ga kok kita belinya di glodok, disana banyak buku-buku bekas yang kalo kita pinter milih pasti dapat yang bagus”.
“Yah, mo dong….. Please…..!!!”
Sekali lagi anak ini bikin aku ga tega untuk menolak dengan gaya memelasnya itu. Nye…rah…. La…gi deh….!!!
“em…., iya deh. Tapi sebagai imbalannya kamu harus traktir aku makan baso yah”.
“hem…. , Cuma baso. Tenang aku pasti beliin kamu baso Sya…, SEPUASNYA…..”.
“baso…, es jeruk, kue pandan, snack, minuman kaleng…….Em…..???”.
“STO…..P, mang kita mo beli persediaan makanan seminggu…?, Sya…kita kan Cuma beli buku. Kok banyak banget syaratnya, jangan bikin aku tekor dong.”
“He…he…he…, biar !!!. dimana-mana kalo niat ngajak tuh harus siap segala-segalanya. Termasuk kemakmuran orang yang mo di ajak”.
“He…he… juga. Ini sich namanya ngerampok orang yang lagi tidak berdaya.”
“Biarin……..”
“dasar orang udik yang ngimpi jadi orang kaya….!!”
“dasar orang kota yang kere…..!!”
Sementara kami sibuk dengan gurauan, bel tanda masuk berbunyi. Aldi pamitan untuk masuk ke kelasnya dengan mencubit pipiku, yang membuat teman-temanku memandangku.
Aneh sepertinya baru kemarin aku mengenalnya, saat kita sama-sama telat ikut MOS siswa baru, gaya bicaranya yang memelas membuat para senior iba dan memberi hukuman yang ringan buat kami, kami hanya di hukum untuk membersihkan ruang panitia saja sementara anak-anak lain disuruh untuk membersihkan kamar mandi.
“Hai…., kenalin aku Aldi”.
Sapanya padaku sambil mengulurkan tangan dan tersenyum
“Aku Sasya…”
Jawabku sambil membalas senyumnya
Setelah selesai menyapu, kami menghaap senior untuk pembagian kelompok.
“Oke, senang sekali aku bertemu denganmu Sya, aku berharap kita bisa jadi teman baik”.
Ucapnya seraya melambaikan tangan dan berjalan membalikkan badannya
“Iya….”
Sahutku lirih, bahkan mungkin Aldi tidak mendengarnya.
Pertemuan-pertemuan berikutnya membuat kami semakin dekat sebagai sahabat kayak sekarang ini.
Itu adalah kejadian dua tahun yang lalu. Sekarang Aku dan Aldi sama-sama duduk di kelas XII semester terakhir.
No comments:
Post a Comment